Om
Swastyastu,
Kali ini
saya akan membahas tentang Genta. Apakah anda sudah tahu, apa itu Genta? Pasti
anda sudah pernah melihat Genta ketika seorang Pemangku atau Pinandita memimpin
upacara. Mari kita bahas bersama..
Riwayat
Genta
Riwayat
genta menurut legenda, diawali dari suara keroncongan sapi di Pegunungan
Himalaya, India. Perlu diingat Sapi di India sangat disucikan. Suara
keroncongan sapi tersebut diyakini mampu mengantarkan permohonan para
penggembala kepada para Dewa, terutama pada saat sapi sedang menggelengkan
kepala. Adanya kepercayaan bahwa suara keroncongan sapi ini mampu menghubungkan
permohonan pengangon kepada para Dewa, maka keroncongan sapi itu lalu disucikan
dan diberi nama Genta sebagai sarana untuk menghubungkan umat manusia di India
dengan Tuhan.
Di Bali,
riwayat genta juga hampir sama dengan di India. Dikisahkan bahwa ketika
Danghyang Nirarta mengadakan perjalanan dharma yatra keliling Bali.
Beliau bertemu dengan seorang pedagang yang sedang menuntun kuda. Pada leher
kuda itu dikalungkan keroncongan yang memiliki bunyi merdu dan indah. Sang
Pendeta sangat kagum dan mencoba memintanya dari sang pedagang. Lalu sang
pedagang memberikan keroncongan itu. Danghyang Nirarta kemudian menyucikan keroncongan
itu. Kemanapun beliau bawa untuk meningkatkan daya batin beliau dalam usahanya
untuk menyatukan diri dengan para Dewa. Keroncongan itu kemudian disucikan dan
disakralkan serta dinamakan Genta dan diwariskan secara turun temurun kepada
sisyanya.
Fungsi Genta
Fungsi dan
peranan Genta dapat menjadi lebih jelas, coba simak arti dari Mantra Ngaskara
Genta berikut ini :
Om Omkara
Sadasiwa sthah
jagatnatha
hitangkarah
abhiwada
wadanyah
ghanta sabda
prakasyate
Om Ghanta
sabda maha srestah
Omkara
parikirtitah
Chandra nada
bhindu nadantam
spulingga
Siwa tattwan ca
Om Ghantayur
pujyate dewah
abhawya
bhawya karmasu
wara dah
labdha sadeyah
wara siddhir
nih sansayam
Artinya :
Pranawa Om
adalah tempat bersemayamnya Siwa
Penguasa
Agung yang menciptakan alam semesta
yang
menjelma menjadi alunan suara genta
Dentingan
suara genta yang merupakan Pranawa Om
melambangkan
ardha chandra, bindu, nada dan nadanta
Nada adalah
percikan api Siwa yang juga Siwa sendiri
Bunyi suara
genta hendaknya dipuja seperti siwa
karena
memuja Siwa dalam mengerjakan apapun
Pahala yang
akan diperoleh sangat besar
bagi mereka
yang melakukannya tanpa ragu.
Arti mantra
di atas menjabarkan Alunan suara genta sesungguhnya adalah tempatnya Om. OM
atau AUM atau Ang Ung Mang atau Brahma Wisnu Siwa yang juga sebagai alam
semesta. Jadi dalam suara genta itulah Sang Hyang Widhi bersthana. Karena itu
melalui suara genta itulah umat semestinya memuja Ida Sang Hyang Widhi tanpa
ragu, karena pahalanya sangat besar.
Seorang
Pinandita semestinya yakin dan percaya bahwa setiap melaksanakan pujastawa
dengan mempergunakan genta, Ida Sang Hyang Widhi selalu berada disampingya dan
karena itu harus melakukan tugasnya tanpa ragu.
Genta
sebagai senjata Dewa Iswara
Secara
religius genta dipandang sebagai senjata Dewa Iswara yang berkedudukan di arah
Timur, dengan aksara Sang (Sa) aksara suci pertama Dasaksara. Sebagai senjata
Dewa Iswara, maka genta tersebut sangat disakralkan dan karena itu tidak boleh
dipergunakan sembarang orang. Genta hanya boleh digunakan oleh mereka yang
sudah diwinten, sudah disucikan secara niskala oleh Pendeta. Manakala seorang
Pinandita yang belum diwinten maka tentu penggunaan genta itu belum dibenarkan.
Jika benar masih ada Pinandita seperti itu maka seyogyanya yang bersangkutan
segera menyucikan diri melalui pawintenan.
Perawatan
Genta
Sebagai
sarana yang sakral, genta tidak dapat diperlakukan sembarangan. Secara sekala,
genta perlu dirawat dengan menggunakan asem (lunak) atau buah badung. Dapat
pula dibersihka dengan bahan kimia berupa Brasso. Disamping itu tentu
memerlukan perawatan harian berupa pembersihan dengan lap yang bersih. Secara
niskala genta juga perlu dirawat dengan cara diplaspas, dipasupati pada hari
Tumpek Landep dan hari Saraswati. Sebagai benda sakral genta sebaiknya tidak
ditaruh sembarangan dan jangan sampai setiap orang memegang dan memainkannya.
Diambil dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar