Pilar Informasi Lintas Jaringan - Weblog Design by Team Cre@tive Prajuru

Pintu Sorga

Adanya sorga dan neraka masih banyak dibicarakan baik bagi yang beragama maupun yang atheis. Yang beragamapun mempunyai pendapat yang berbeda apakah neraka dan sorga itu suatu tempat ?. Ada yang meyakini sorga dan neraka itu adalah kondisi dimana keadaan yang tenang dan damai disebut sorga dan yang sebaliknya disebut neraka. Disini tidak akan mendiskusikan mengenai ada atau tidaknya sorga dan neraka itu, hanya merupakan ilustrasi dialog saja. Boleh ditafsirkan sendiri-sendiri sesuai keyakinannya.

Ada seorang sedang belajar spiritual bermimpi dimalam hari. Dalam mimpinya itu dia bertemu dengan 3 Jiwa didepan pintu sorga yang ingin masuk kedalam alam sorga.

Jiwa yang pertama adalah kelihatan jiwa Cendikiawan. Berdiri didepan pintu sorga dan disambut oleh Sang Jogor Manik penjaga pintu itu. Jiwa Cendikiawan itu berkata : ” Biarkan aku masuk ” !. Sang Jogor Manik balik bertanya : ” Apa pekerjaanmu didunia semasih hidup ?”. Jawab Jiwa itu : ” Aku telah mempelajari kitab-kitab suci dan menyebarkan kepada umatku dan ini aku lakukan siang dan malam “. ” Nanti dulu, aku akan cek catatan duniawimu yang ada disini ” Jawab Sang Jogor Manik. Setelah beberapa lama Sang Jogor Manik keluar dan menemui Jiwa Cendikiawan itu. ” Manurut catatan disini kamu mempelajari kitab suci dan melakukan ceramah-ceramah agama bertujuan untuk mendapatkan ‘ pujian agar dikagumi ‘ dan ‘ honor ‘ penceramah. Kamu tidak berhak masuk kesini. Belajar agama dan melaksanakan seharusnya untuk menyenangkan Tuhan “. Jiwa itu kembali dengan lesu dan menyesal menangis.

Jiwa yang kedua, kelihatan orang suci. ” Biarkan aku masuk ” pintanya kepada Sang Jogor Manik. Sama jawabnya : ” Apa pekerjaanmu saat masih hidup didunia itu ?”. Jiwa itu menjawab : ” Aku routine berpuasa, meditasi, semadi ” jawabnya. ” Nanti dulu, aku cek catatanmu disini ” jawab Sang Jogor Manik. Setelah selesai meneliti catatan disana Sang Jogor Manik keluar dan berkata: ” Ternyata motivasimu melakukan puasa, meditasi, semadi untuk tujuan yang tidak baik ( Kesaktian ), kamu tidak berhak masuk kesini. Begitu juga Jiwa yang kedua itu pergi dengan keadaan sedih.

Jiwa yang ketiga kelihatan waktu hidup didunia orang miskin nan sederhana. ” Dia bertanya dengan kerendahan hati, apakah hamba yang bodoh, nista, hina dan tidak berprilaku ini diperkenankan hanya menengok sorga ? tanyanya. ” Apa pekerjaanmu semasih hidup didunia itu ? tanya Sang Jogor Manik. ” Maaf , hamba ini orang miskin tidak bisa mempelajari kitab-kitab suci, tidak bisa berpuasa apa lagi meditasi, semadi. Hamba bekerja sesuai kemampuan hamba yang bodoh ini, dan hasilnya hamba bagi dengan tetangga yang cacat. Dia tidak mampu bekerja untuk mendapatkan makanan. Hamba sapukan lantainya , mandikan dia, hamba hanya merawat dia semampunya. Hamba selalu berdoa kepada Tuhan agar hamba dapat melayani orang-orang menderita dan kesakitan “.

Belum beberapa lama ternyata ‘ Pintu Sorga ‘ terbuka sendiri tanpa dibukakan oleh Sang Jogor Manik. Dan ada suara yang berkata : ” Diberkatilah dirimu diantara Jiwa-jiwa manusia, engkau telah memperoleh ‘ Rumah Abadi ‘ disini.

Ada agama yang mempercayai bahwa menuju ke Rumah Abadi mempunyai banyak jalan. Diantara yang banyak itu ada beberapa bisa dikelompokan seperti :
 a) Melalui Cinta kasih dengan pelayanan yang tulus.
 b) Melalui kerja tanpa mengharapkan imbalan (pamerih ) .
c) Melalui ilmu pengetahuan atau mempelajari kitab-kitab suci.
d) Melalui pengendalian ‘ Pikiran ‘ sehingga terpusat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dari jalan-jalan tersebut mereka meyakini keberadaan Tuhanpun berbeda-beda seperti golongan Cinta kasih Tuhan berada disetiap mahluk termasuk ditempat-tempat suci, golongan kerja Tuhan berada disetiap Pekerjaan, golongan cendikiawan Tuhan berada dimana-mana dan bagi golongan pengendalian pikiran Tuhan berada pada ‘ Diri sendiri ‘.

Dari ceritra diatas ternyata walaupun jalan-jalan yang ditempuh itu kelihatannya sesuai dengan apa yang telah diyakini ternyata masih banyak kekurangannya. Begitulah sulitnya menuju ke Rumah Abadi itu dan walaupun demikian kita harus selalu mengusahakannya. Waktu yang diperlukan mungkin sampai ribuan kali kembali hidup ke dunia ini tetaplah menuju peningkatan kualitas hidup . Jalanilah dengan suka cita tidak terpaku ‘ Harus ‘ sekarang atau kapanpun tidak perlu dirisaukan. 


Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar